rahazlenavelia.wordpress.com
Maret | 2015 | Rahazlen Avelia
https://rahazlenavelia.wordpress.com/2015/03
Monthly Archives: Maret 2015. 18:26, sebuah ranjang di rumah sakit. Matahari melintas menyelesaikan orbitnya, menghamburkan warna orange rapuh ke langit. Begitu aku menyebutnya. Penghujung hari, untuk pertama kalinya aku membenci hari minggu. Karena hari ini, aku masuk rumah sakit. Akankah kau di sini? Oh, aku lupa. Akhir bulan lalu kau pergi. Apa dayaku? Akankah kau menepati janjimu? Aku tidak akan pernah lupa akan janji yang kita tulis dan ku-. Di facebookku. Apa maknanya bagimu? Subuh buta wanita itu ...
rahazlenavelia.wordpress.com
Rahazlen Avelia | semua tentang duniaku | Laman 2
https://rahazlenavelia.wordpress.com/page/2
Hidupku mungkin akan lama, tapi rasanya sudah mati hari ini. Permintaan terakhirnya menyeret seluruh nyawaku bersamanya. Sorot matanga membuatku sadar, hidup akan berakhir. Sadar bahwa waktu lebih kejam dari penjajah. Dia memisahkan. Fiksilaguku terinspirasi dari lagu. So you can keep me. Inside the pocket of your ripped jeans. Holding me close until our eyes meet. You won’t ever be alone🙂. Aku melengos panjang. Sudah seminggu dia berada di sini. Mengganggguku dengan setiap ucapannya seperti seo...Dia m...
rahazlenavelia.wordpress.com
Juli | 2015 | Rahazlen Avelia
https://rahazlenavelia.wordpress.com/2015/07
Monthly Archives: Juli 2015. Aku sudah mengambil sekeping waktu untuk kau kunjungi. Waktu yang sudah kuambil, tidak akan bisa dikembalikan ke tempat waktu itu seharusnya terjadi. Kau akan menyesal seumur hidupmu jika tidak mengambil kesempatan ini. Ah, lihatlah dia sekarang. Meringkuk kedinginan duduk di sebelah jendela yang terbuka. Hujan sangat lebat malam ini. Seketika dia terlihat sangat rapuh di mataku. Dengan wajah kecewa karena penolakanku, kedua bola mata bulatnya menghadap ke lua...Seorang peri ...
rahazlenavelia.wordpress.com
Malam Tanpa Bintang, namun Kecupan | Rahazlen Avelia
https://rahazlenavelia.wordpress.com/2015/06/06/malam-tanpa-bintang-namun-kecupan
Malam Tanpa Bintang, namun Kecupan. Malam memang sedang suram. Tidak ada bintang yang terlihat dari atas atap keropos ini. Kepalaku mendongak ke langit kelam. Hanya ada bulan setengah yang bersinar malam ini. Aku bukan orang yang terlalu naif, berbicara pada bulan tentang seseorang dan mengharapkannya juga berbicara pada bulan seperti aku. Ah, itu bukan sifatku. Tidak ada bintang, ucap pemuda di sebelahku, dia mendongak ke arah yang sama. Aku mengangguk. Pernah mendengar dongeng tentang bintang? Dulu, sa...
rahazlenavelia.wordpress.com
Februari | 2015 | Rahazlen Avelia
https://rahazlenavelia.wordpress.com/2015/02
Monthly Archives: Februari 2015. Apa yang ada dipikiran kadang tidak bisa dikatakan. Terlalu menusuk, menyakitkan. Terlalu manis, pembualan yang indah. Kepalanya mendongak ke atas langit, cinta tidak akan datang padanya jika sepanjang hari begitu. Tidak akan ada gadis yang akan menyapanya jika lelehan air yang keluar dari matanya itu diusapnya. Dia merana. Hei, hidupmu tidak akan berubah jika terus begitu! Teriakku dari balik pohon. Dia terduduk. Matanya liar melirik ke segala penjuru. Dia jongko...Aku, ...
rahazlenavelia.wordpress.com
Kecewa | Rahazlen Avelia
https://rahazlenavelia.wordpress.com/2015/08/20/kecewa
Hidupku mungkin akan lama, tapi rasanya sudah mati hari ini. Permintaan terakhirnya menyeret seluruh nyawaku bersamanya. Sorot matanga membuatku sadar, hidup akan berakhir. Sadar bahwa waktu lebih kejam dari penjajah. Dia memisahkan. Fiksilaguku terinspirasi dari lagu. So you can keep me. Inside the pocket of your ripped jeans. Holding me close until our eyes meet. You won’t ever be alone🙂. Pasar Malam Kasih Sayang ». Tinggalkan Balasan Batalkan balasan. Ketikkan komentar di sini. Di Tepi Jalan Sehabis ...
rahazlenavelia.wordpress.com
Oktober | 2014 | Rahazlen Avelia
https://rahazlenavelia.wordpress.com/2014/10
Monthly Archives: Oktober 2014. Semalam tanggal 12 Oktober 2014, dan kita aku dan kau sama-sama tahu apa yang terjadi saat itu. Mungkin bisa kunamai masalah kita dengan nama pertengkaran kesekian. Ya, kau pasti juga tahu kalau ini bukan kali pertama kita bertengkar. Rasanya hambar. Saat kita bertengkar karena sikap kekanak-kanakanku dan keegoisanku aku hanya kesal padamu karena kamu tidak menghubungiku. Berbeda dengan sebelumnya ya, aku takut kehilanganmu saat aku kesal padamu. Kamu terlalu banyak bikin ...
rahazlenavelia.wordpress.com
raveliazullen | Rahazlen Avelia
https://rahazlenavelia.wordpress.com/author/rahazlenaveliaa
Di Tepi Jalan Sehabis Hujan. Dia tepat berada di depanku. Jika aku meluruskan tatapan, hanya lehernya yang terlihat. Dia cukup tinggi untuk seorang anak laki-laki semester empat di jurusan ekonomi. Kampusnya yang tidak jauh dari sekolahku membuat hubungan kami menjadi lebih akrab. Katanya dengan suara ragu-ragu. Jujur saja, tawaku nyaris meledak melihat ketidakpercayaan dirinya. Aku menatap mata bulat yang semakin bersinar di bawah temaramnya lampu jalanan. Gimana apanya? Tanyanya dengan nada suara rendah.
rahazlenavelia.wordpress.com
Agustus | 2015 | Rahazlen Avelia
https://rahazlenavelia.wordpress.com/2015/08
Monthly Archives: Agustus 2015. Pasar Malam Kasih Sayang. Di sebelahku duduk seorang perempuan bertubuh mungil yang berada dalam rangkulan laki-laki yang duduk di sebelahnya. Samar-samar terdengar olehku percakapan mereka yang sarat akan cinta dan kasih khas remaja. Bermanja-manja tanpa peduli dengan siapa pun yang ada di ruangan ini. Aroma dari martabak telor yang khas menyeruak. Tempat ini memang terkenal dengan martabak yang enak dan cinta yang bertebaran di setiap sudut ruangannya. Tanpa pikir panjan...
rahazlenavelia.wordpress.com
Sekeping Waktu | Rahazlen Avelia
https://rahazlenavelia.wordpress.com/2015/07/09/sekeping-waktu
Aku sudah mengambil sekeping waktu untuk kau kunjungi. Waktu yang sudah kuambil, tidak akan bisa dikembalikan ke tempat waktu itu seharusnya terjadi. Kau akan menyesal seumur hidupmu jika tidak mengambil kesempatan ini. Ah, lihatlah dia sekarang. Meringkuk kedinginan duduk di sebelah jendela yang terbuka. Hujan sangat lebat malam ini. Seketika dia terlihat sangat rapuh di mataku. Dengan wajah kecewa karena penolakanku, kedua bola mata bulatnya menghadap ke luar jendela seolah badai yang a...Seorang peri ...