idwaranwar.blogspot.com
Rumah di Kepala: Perjalanan
http://idwaranwar.blogspot.com/2011/01/perjalanan.html
Senin, 03 Januari 2011. Siang yang panas. Matahari seakan bertengger di ubun-ubun. Debu-debu bertebaran di antara kerumunan orang yang lalu-lalang. Di sebuah terminal bus yang. Padat, aku duduk termangu menunggu bus yang akan mengantarku pulang. Teriakan para calo tiket dan para kernet. Menderu di antara sengatan matahari. Angin menerkam menemani panas dan daun-daun yang terlepas dari tangkainya. Bukan hanya daun-daun tua yang telah mengering. Bus perlahan bergerak meninggalkan terminal. Kebisingan m...
idwaranwar.blogspot.com
Rumah di Kepala: Perkawinan Bunga-bunga
http://idwaranwar.blogspot.com/2011/01/perkawinan-bunga-bunga.html
Senin, 03 Januari 2011. Sudah berkali-kali short message service. Yang dikirim oleh istriku masuk ke hp-ku. 8220;Sepertinya kita harus memikirkan kembali hubungan kita.”. Seolah tak ada lagi kata-kata yang tepat untuk mewakilkan perasaannya yang kutangkap sangat gundah dan bahkan mungkin sangat ingin segera mengakhiri hubungan kami. 8220;Apakah hubungan kita selama hampir enam tahun harus kita hancurkan begitu saja hanya karena ego yang kita pertahankan masing-masing? 8220;Iya. Tetapi apa yang telah ...
triastoto.wordpress.com
PEMULUNG KECIL « O A S E (LADANG SASTRA)
https://triastoto.wordpress.com/pemulung-kecil
O A S E (LADANG SASTRA). Oleh : Tri Astoto Kodarie. Di CINTA ANAK BANGSA MELALUI…. Di CINTA ANAK BANGSA MELALUI…. Di CINTA ANAK BANGSA MELALUI…. Agus kuswardoyo di CINTA ANAK BANGSA MELALUI…. Ernawaty k di PEMULUNG KECIL. Mahisworo di PEMULUNG KECIL. Agus kuswardoyo di CINTA ANAK BANGSA MELALUI…. Di CINTA ANAK BANGSA MELALUI…. SELAMAT DATANG DI WEB TRI ASTOTO KODARIE. GELIAT MASYARAKAT DI SAAT TARIF TELEKOMUNIKASI MURAH. Komunikasi and buruh harian. CINTA ANAK BANGSA MELALUI BUKU. Oleh: Tri Astoto Kodarie.
idwaranwar.blogspot.com
Rumah di Kepala: Perempuan yang Terbaring dalam Lilin
http://idwaranwar.blogspot.com/2011/01/perempuan-yang-terbaring-dalam-lilin.html
Senin, 03 Januari 2011. Perempuan yang Terbaring dalam Lilin. Kutemukan perempuan itu terbaring lenguh di pojok kamar, di atas kasur empuk. Air mata yang membasahi pipinya yang mulai keriput, mengalir membentuk lekuk yang begitu sulit kumaknai. Ia menatapku sembari menarik kedua ujung bibirnya membentuk selarik senyum. Aku hanya menghela nafas. Tak ada perlawanan sedikitpun yang ia lakukan. Mungkin berniat juga ia sudah tak mampu. Tapi itulah dia, perempuan dengan ketegarannya sendiri, dengan...Sungguh, ...
idwaranwar.blogspot.com
Rumah di Kepala: Televisi
http://idwaranwar.blogspot.com/2011/01/televisi.html
Senin, 03 Januari 2011. Dengan penuh rasa dongkol yang mengganjal, televisi yang baru kubeli beberapa minggu lalu, yang masih larut dengan siaran telenovelanya, kutinggalkan. Beribu kuman-kuman kurasakan hinggap di kepalaku sambil tertawa terbahak-bahak. Aku begitu muak dengan siaran televisi sore itu. Dan beberapa hari sejak saat itu pula, aku selalu dihantui kuman-kuman telenovela itu. Hari-hari yang kulalui sejak teknologi informasi tersebut hadir di rumahku, begitu memuakkan. Aku sepert...Setiap har...
idwaranwar.blogspot.com
Rumah di Kepala: Setangkai Senja
http://idwaranwar.blogspot.com/2011/01/setangkai-senja.html
Senin, 03 Januari 2011. Senja menari-nari di bibir laut, membiaskan memar di atas kota basah. Ombak-ombak menyanyikannya dengan ritme gelisah. Menghempas karang-karang yang menatapnya nanar. Di sebuah bangku tua yang pada setiap tepinya lapuk dan kusam, aku duduk melingkarkan lengan pada seonggok kehangatan yang resah menanti dentuman bibir sang kekasih menggetarkan cintanya. Angin yang berhembus membawa aroma laut menerpa wajahku dan sebuah kehangatan yang kurangkul mesra. 8220;Kita sama-sama tak tahan ...
idwaranwar.blogspot.com
Rumah di Kepala: Januari 2011
http://idwaranwar.blogspot.com/2011_01_01_archive.html
Senin, 03 Januari 2011. Dengan penuh rasa dongkol yang mengganjal, televisi yang baru kubeli beberapa minggu lalu, yang masih larut dengan siaran telenovelanya, kutinggalkan. Beribu kuman-kuman kurasakan hinggap di kepalaku sambil tertawa terbahak-bahak. Aku begitu muak dengan siaran televisi sore itu. Dan beberapa hari sejak saat itu pula, aku selalu dihantui kuman-kuman telenovela itu. Hari-hari yang kulalui sejak teknologi informasi tersebut hadir di rumahku, begitu memuakkan. Aku sepert...Setiap har...
idwaranwar.blogspot.com
Rumah di Kepala: Menggambar Bapak
http://idwaranwar.blogspot.com/2011/01/menggambar-bapak.html
Senin, 03 Januari 2011. Usianya menjelang 10 tahun. Tapi tidak seperti anak-anak sebayanya, ia belum pernah merasakan bagaimana suka dukanya menjadi anak sekolahan. Sehari-hari ia harus bergelut dengan debu di persimpangan jalan, di bawah traffic light,. Menjajakkan koran yang diambilnya dari agen koran langganannya setiap hari selepas shalat subuh. Sejak kecil ia dipelihara oleh Daeng Tima, orang yang mulanya sama sekali tidak mengenalnya dan akhirnya diyakini sebagai ibu kandungnya. Ibu kandungnya ...
idwaranwar.blogspot.com
Rumah di Kepala: Kucing
http://idwaranwar.blogspot.com/2011/01/kucing.html
Senin, 03 Januari 2011. Melihat Roni, anakku, aku ingat Aco. Kelakuan adikku itu terlihat jelas pada diri Roni. Aco yang ketika itu berumur 4 tahun, hampir seumur dengan Roni sekarang, sangat sayang pada kucing. Ia memiliki kucing piaraan yang ayah beri nama si Manis. Seperti Aco, Roni. Juga sangat sayang pada kucing. Kebersihannya juga tak pernah kami abaikan. Dua kali seminggu, si Manis dimandikan. Dan untungnya, jika si Manis hendak kencing atau berak, ia selalu mencari tempat yang jauh, atau ...Juga ...
idwaranwar.blogspot.com
Rumah di Kepala: Namamu Lola
http://idwaranwar.blogspot.com/2011/01/namamu-lola.html
Senin, 03 Januari 2011. Malam itu, aku sedang menunggu deringan teleponmu yang setiap malam menemani dan mengguncang gendang telingaku. Sebuah kerinduan yang acapkali mengganggu ketentraman hatiku, saat kesunyian malam merambah di atas kota ini. Saat itu, kau memang kerap menemani kesendirianku di kesunyian malam. 8220;Ah, lupakan saja. Ini mungkin takdir yang memang harus aku lalui sebagai seorang pekerja seks,” katamu dengan nada tegar. Ah, kau seperti tak tahu saja. Kehidupan ini telah lama dipenu...