nurrohimyunus.blogspot.com
SASTRA PENGABDIAN: 2007-07-22
http://nurrohimyunus.blogspot.com/2007_07_22_archive.html
KRITIK DUNIA DENGAN PUISI. Friday, July 27, 2007. Ada serpihan kaca memberi pantulan cahaya jingga. Memadukan hasrat untuk meminta. Merekah indah di samping telaga tua. Membidik hati untuk berusaha menjamah. Ada semburat warna pelangi mewarna. Untuk terpaku dalam fana. Hamparan permadani di masjid tua. Menyanggah tubuh tuk menghiba. Jiwa hina datang meminta. Kuwait Permai, Islamabad 27 Juli 2007. Saat silaturrahmi dan diskusi santai bersama Abdul Khaliq Saman. Ditulis oleh NUR ROHIM YUNUS. Dan aku ingin ...
nurrohimyunus.blogspot.com
SASTRA PENGABDIAN: 2007-07-29
http://nurrohimyunus.blogspot.com/2007_07_29_archive.html
KRITIK DUNIA DENGAN PUISI. Tuesday, July 31, 2007. Ketika sinarmu datang menyinar,. Hati yang kelam timbul cahaya. Bersua raga hampa jadi gembira. Meniti asa yang buram menjadi lentera. Nur ROhim Yunus, 31 Juli 2007. Buat Mentari Pagiku, Syarifah yang selalu terbit di langit biru. Ditulis oleh NUR ROHIM YUNUS. Subscribe to: Posts (Atom). PALEMBANG, SUMATRA SELATAN, Indonesia. View my complete profile. Agus Handoko Prawiro Atmojo. Buku Antologi Puisi Cinta. Buku Antologi Puisi Negeri.
nurrohimyunus.blogspot.com
SASTRA PENGABDIAN: PERUBAHAN YANG SEJATI
http://nurrohimyunus.blogspot.com/2009/06/perubahan-yang-sejati.html
KRITIK DUNIA DENGAN PUISI. Thursday, June 25, 2009. Menggoyang nyiur di tanah pesisir. Menepis kabut putih di atas pasir. Menghela lembut harapkan jiwa menyingkir. Ku baca sekelumit puisi pujangga. Yang bercerita tentang haru biru pesona dunia. Memaksa jiwa tuk meronta raga. Ia bertutur sapa dalam hayalan. Ia berteriak dalam ilusi diam. Ia bernyanyi tanpa lirik bersemayam. Ia marah dalam tawa dan senyuman. Aku tak mampu berujar kawanku. Tapi ku punya persepsi yg sama. Lewat mata pena mengalirkan tinta.
nurrohimyunus.blogspot.com
SASTRA PENGABDIAN: 2007-07-01
http://nurrohimyunus.blogspot.com/2007_07_01_archive.html
KRITIK DUNIA DENGAN PUISI. Tuesday, July 3, 2007. Negri kami bagai negri anta baranta di cerita legenda. Memiliki raja dan rakyat yang elukan kedamaian. Tapi selalu ramaikan suasana dengan keributan. Lantaran ingin kenyangkan perut yang kelaparan. Negri kami tertipu oleh didikan budaya masa silam. Yang penjajah ajarkan jiwa-jiwa kepatuhan. Patuh kepada ndoro-ndoro para pecundang kesiangan. Patuh kepada perbudakan yang menelantarkan hakikat kemanusiaan. Bangsa kami paling suka kekayaan,. Tapi koruptor kel...
nurrohimyunus.blogspot.com
SASTRA PENGABDIAN: LANGKAH
http://nurrohimyunus.blogspot.com/2009/06/resah-jiwa-meradang.html
KRITIK DUNIA DENGAN PUISI. Friday, June 19, 2009. Saat perjalanan yang panjang. Tak juga mau usai. M enyibak rimba belantara. Temukan jasad kerontang berpeluh darah. Mengibas timbunan daun kering bercampur tanah. S eberangi samudra luas. Menatap nelayan tua termangu diatas sampan. Mengail hingga tak ingat waktu senja. J elang sapa petani tua. Mengayun cangkul membelah sawah. Bila memang MATA PENA adalah sejarah. Mari lalui dengan langkah. Islamabad, 19 Juni 2009. Ditulis oleh NUR ROHIM YUNUS.
nurrohimyunus.blogspot.com
SASTRA PENGABDIAN: KEMANDIRIAN BANGSA
http://nurrohimyunus.blogspot.com/2009/07/kemandirian-bangsa.html
KRITIK DUNIA DENGAN PUISI. Friday, July 3, 2009. Sejuta mimpi belum menjadi pasti. Saat sejuta kaki tak lagi mampu berdiri. Karena para pemimpin terlalu banyak bernyanyi. Sehingga tak mampu sadarkan diri. Bila anak negeri mampu mandiri. Semua jemari mencontreng pasti. Memilih capres bervisi penuh arti. KEMANDIRIAN BANGSA adalah harga mati. Ditulis oleh NUR ROHIM YUNUS. Subscribe to: Post Comments (Atom). PALEMBANG, SUMATRA SELATAN, Indonesia. View my complete profile. Agus Handoko Prawiro Atmojo.
nurrohimyunus.blogspot.com
SASTRA PENGABDIAN: 2007-09-02
http://nurrohimyunus.blogspot.com/2007_09_02_archive.html
KRITIK DUNIA DENGAN PUISI. Monday, September 3, 2007. Derita rakyat yang kulihat. Saat jutaan milyar rupiah. Kau raup tuk puaskan ambisi durjana. Kepongahan menyeruak membabi buta. Kedunguan bangsa adalah akibat dari semua. Bangsaku merana karena ulahmu. Bangsaku menjadi hina sebabmu. Bangsaku terbelakang karena tipuanmu. Bangsaku meraih ranking terkorup karenamu. Duhai koruptor negriku…. Riuh rendah suaramu pamerkan geliat kekuasaanmu. Anak jalanan dan pengemis lapar merintih dibawah kakimu. Hingga lupu...
nurrohimyunus.blogspot.com
SASTRA PENGABDIAN: NYANYIAN MALLARANGENG
http://nurrohimyunus.blogspot.com/2009/07/nyanyian-mallarangeng.html
KRITIK DUNIA DENGAN PUISI. Saturday, July 4, 2009. Terdengar nyanyian sang pembela. Diatas tanah moyang terlupa. Gerogoti darah dan raga saudara. Demi puaskan hasrat berharta. Kau gadaikan sejarah termasyhur. Tentang kekarnya ayam jago dari timur. Sultan hasanuddin yang tak pernah mundur. Walau darah bersimbah berakhir gugur. Kau lupakan kedikdayaan anak negeri. Demi menangkan seorang yang kau anggap tuan sejati. Padahal harga dirimu tak lagi terpantri. Saat terlupa negeri punya mimpi.
nurrohimyunus.blogspot.com
SASTRA PENGABDIAN: 2007-07-08
http://nurrohimyunus.blogspot.com/2007_07_08_archive.html
KRITIK DUNIA DENGAN PUISI. Thursday, July 12, 2007. Ketika sauh bahtera kehidupan telah diangkat,. Saat itu kita telah mempersiapkan diri. Tuk menghadapi ragam gelombang tantangan dan rintangan. Layar yang terkembang dari biduk yang mengayuh,. Adalah motivasi dari mawas diri untuk berbuat lebih terarah. Hanya dengan saling bahu bahu antar awak kapal,. Bahtera yang melaju akan menepi menggapai dermaga cinta dan harapan. Cinta karena DIA semata. Di Negri Jember, 22 Juni 2007. Ditulis oleh NUR ROHIM YUNUS.
nurrohimyunus.blogspot.com
SASTRA PENGABDIAN: 2007-06-24
http://nurrohimyunus.blogspot.com/2007_06_24_archive.html
KRITIK DUNIA DENGAN PUISI. Monday, June 25, 2007. Saat matahari terhanyut dalam titik air. Dan mendengarkan dunia lewat bisikan burung,. Yang beterbangan menjelajahi putih jiwa. Bercerita tentang hidup,. Ditulis oleh NUR ROHIM YUNUS. Subscribe to: Posts (Atom). PALEMBANG, SUMATRA SELATAN, Indonesia. View my complete profile. Agus Handoko Prawiro Atmojo. Buku Antologi Puisi Cinta. Buku Antologi Puisi Negeri.